logo

FX.co ★ Bursa Malaysia Dapat Menantang Resisten Di 1.600 Poin

Bursa Malaysia Dapat Menantang Resisten Di 1.600 Poin

Pasar saham Malaysia telah berada dalam tren naik selama dua sesi berturut-turut dan mengumpulkan hampir 15 poin atau 0,9% secara total. Indeks Komposit Kuala Lumpur saat ini hampir tidak berada di bawah angka 1.590 poin, menunjukkan bahwa tren positif ini mungkin akan berlanjut pada hari Senin.

Prognosis keuangan global untuk pasar Asia menguntungkan karena adanya perspektif yang lebih baik mengenai suku bunga. Pasar saham di Eropa dan Amerika Serikat mengalami kenaikan yang solid, dan diperkirakan pasar Asia akan mengikutinya.

Pada hari Jumat, KLCI berakhir dengan kenaikan moderat yang dibawa oleh keuntungan finansial dan telekomunikasi, yang menetralisir penarikan keuntungan dari saham-saham perkebunan. Indeks naik 9,29 poin atau 0,59 persen, ditutup pada 1.589,59 setelah diperdagangkan antara 1.581,59 dan 1.590,56.

Axiata, pemain utama, mengalami kenaikan 0,35 persen, sementara Celcomdigi dan IOI Corporation mengalami penurunan 0,49 persen. CIMB Group dan QL Resources mengalami kenaikan 0,15 persen, sementara Genting dan Genting Malaysia mengalami kenaikan masing-masing 0,22 persen dan 0,38 persen. Pergerakan harga yang signifikan lainnya termasuk kenaikan dari MISC dan MRDIY, penurunan dari IHH Healthcare, Kuala Lumpur Kepong, Maxis, dan RHB Capital, dan lonjakan signifikan dari Telekom Malaysia, YTL Corporation, dan YTL Power.

Pengaruh Wall Street sangat positif karena rata-rata pasar saham utama dibuka secara signifikan lebih tinggi pada hari Jumat dan tetap seperti itu sepanjang hari. Pada minggu ini, S&P 500 naik 0,6%, Dow Jones Industrial Average naik 1,1%, dan Indeks Komposit NASDAQ naik 1,4%.

Kenaikan ini didukung oleh data ketenagakerjaan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja yang menunjukkan pertumbuhan yang lebih rendah dari yang diharapkan pada bulan April. Hal ini memicu ekspektasi seputar suku bunga setelah pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve baru-baru ini. Selain itu, sebuah laporan dari Institute for Supply Management mengindikasikan kontraksi yang tidak terduga pada aktivitas sektor jasa AS di bulan April.

Sebagai catatan, harga minyak turun pada hari Jumat karena kekhawatiran tentang prospek permintaan minyak global, mencatat penurunan mingguan terbesar dalam sekitar tiga bulan. Kontrak berjangka minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan Juni berakhir turun $0,84 atau 1,06 persen, menjadi $78,11 per barel.

*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel Buka akun trading