Ekonomi China diperkirakan akan melemah tahun ini khususnya pada permintaan domestik dan ekspor yang dipengaruhi oleh bea tarig AS. Beijing yang berkemungkinan besar akan meluncurkan langkah insentif tambahan..
Menurut perkiraan, pertumbuhan ekonomi China akan melambat menjadi 6,3 persen di tahun ini dan akan menjadi yang terlemah dalam 29 tahun. Penurunan signifikan pada pertumbuhan di China telah diamati. Kelanjutan dari negosiasi antara Amerika dan China telah meningkatkan keyakinan bahwa Washington kemungkinan sepakat untuk menghentikan kenaikan tarif yang direncanakan, dimana sebelumnya dijadwalkan akan memiliki dampak untuk bulan ini. Namun, perjanjian menyeluruh untuk mengakhiri persengketaan tampaknya tidak akan terjadi, mengingat sejumlah masalah politik yang sangat kontroversial dan sensitif, Bahkan jika kedua pihak dapat menyertakan kesepakatan perdagangan jangka panjang, akan memberikan sedikit bantuan terhadap ekonomi China jika Beijing tidak mampu meningkatkan investasi dan permintaan dalam negeri.
Berbagai sumber mengatakan bahwa China berencana untuk menurunkan target pertumbuhan ekonomi antara 6 hingga 6,5 persen tahun ini. Pertumbuhan industri yang lemah dan pengeluaran konsumen yang lebih rendah mengurangi profit perusahaan. Selain itu, juga menyurutkan investasi baru dan meningkatkan resiko tingginya kehilangan pekerjaan. Sejak awal langkah pertumbuhan memiliki sedikit dampak, kami memperkirakan Beijing akan meluncurkan insentif dalam beberapa bulan kedepan untuk mencegah penurunan tajam. Pemangkasan pajak skala besar diperkirakan, bersamaan dengan langkah untuk meningkatkan permintaan konsumen bagi produk-produk seperti peralatan rumah tangga dan kendaraan. Baik kebijakan fiskal maupun moneter berkurang selama beberapa bulan terakhir dan ini harus mulai memperluas ekonomi riil pada paruh kedua tahun ini.