AS Dan Cina Mungkin Akan Segera Mengadakan Pertemuan Puncak

AS dan Cina secara mengejutkan menginformasikan bahwa mereka kemungkinan akan membuka pertemuan puncak meskipun mereka berada dalam situasi negosiasi yang kontroversial ditengah situasi dimana Beijing telah menguraikan sejumlah persyaratan yang sangat jelas tidak ingin dipenuhi oleh pihak AS.

Pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Wang Yi telah berbicara dengan Wakil Menteri Luar Negeri AS, Wendy Sherman, untuk menegaskan kembali tuntutan-tuntutan Beijing, yaitu bahwa AS berhenti mengkritik sistem politik Cina, mencabut semua sanksi dan tarif, dan menjauh dari isu terkait Hong Kong, Taiwan dan Xinjiang.

Seorang pejabat senior dari pemerintahan Biden pun kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa Sherman fokus terhadap upaya membangun aksen perdagangan dalam hubungan AS-Cina, daripada menegosiasikan permasalahan tertentu.


Ada pula desas-desus yang beredar bahwa pada pertemuan G20 mendatang, Presiden AS, Joe Biden, dan Presiden Cina, Xi Jinping, akan berkumpul untuk memecahkan kebuntuan dari negosiasi yang telah terjadi sebelumnya.

"Presiden Biden masih percaya pada diplomasi pribadi, dan mengharapkan hal-hal ini berubah menjadi lebih baik di beberapa aspek," ungkap juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki.

Bagaimanapun, partai-partai kemungkinan besar akan mengadakan beberapa putaran diskusi sebelum pertemuan resmi untuk menyusun agenda yang tepat untuk kedua pemimpin tersebut.

Beralih ke berita yang berbeda, euro terpantau sedikit mengalami penurunan kemarin di tengah laporan kepercayaan bisnis Jerman yang lebih lemah dari perkiraan, yang hal tersebut terjadi karena kekhawatiran atas strain baru virus COVID-19 yang sangat menular. Ifo Institute mengatakan bahwa indeks iklim bisnis terpantau turun menjadi 100.8 pada bulan Juli, dari 101.7, yang direvisi pada bulan Juni. Sementara itu, indeks kondisi saat ini terpantau naik menjadi 100.4 poin, dari revisi 99.7 poin. Ekspektasi bisnis pun mengalami penurunan menjadi 101.2 poin.

Terlihat jelas bahwa masalah pasokan semakin kritis dan belum lagi banyaknya perusahaan yang kesulitan mencari tenaga kerja yang terampil. Ifo juga mengatakan bahwa data terbaru mengisyaratkan bahwa pemulihan di Jerman mungkin akan kehilangan beberapa momentum, tetapi pertumbuhan GBP pada kuartal kedua dan ketiga akan tetap sangat baik.

Di Amerika Serikat sendiri tercatat penurunan tajam lainnya dalam sektor penjualan rumah baru. Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa angka tersebut turun 6.6% menjadi 676.000 pada bulan Juni, setelah turun 7.8% menjadi 724.000 pada bulan Mei. Penurunan yang berkelanjutan ini mengejutkan para ekonom karena mereka sempat memperkirakan pada data bahwa akan ada kenaikan 4.0% menjadi 800.000. Bagaimanapun, mereka memproyeksikan pertumbuhan moderat pada paruh kedua tahun 2021, apabila biaya produksi turun dan tekanan pada harga mereda.

Beralih ke pasangan mata uang EUR/USD yang bergantung pada angka 1.1830 karena telah naik di atasnya dapat menyebabkan lompatan yang lebih besar menuju 1.1850 dan 1.1880. Namun jika kuotasi turun di bawah level tersebut, maka pasangan ini diperkirakan akan jatuh ke angka 1.1780 dan 1.1750.

GBP

Pound juga terpantau turun kemarin, setelah anggota MPC, Gertjan Vlieghe mengatakan bahwa stimulus moneter saat ini harus berlanjut untuk waktu yang lama. Vlieghe juga menyebutkan bahwa tidak perlu memperketat kebijakan karena lonjakan inflasi bersifat sementara, dan tekanan harga akan mereda begitu kekurangan pasokan dan efek yang mendasarinya hilang. Selanjutnya Vlieghe menambahkan bahwa Inggris belum lepas dari genggaman COVID-19, sehingga segera setelah langkah-langkah dukungan dihapus, ekonomi mungkin akan memburuk.

Inggris sendiri telah melaporkan 29.173 kasus virus Corona baru pada hari minggu, yang angka ini secara signifikan lebih tinggi dari data minggu lalu. Perdana Menteri, Boris Johnson mengatakan bahwa dampak pencabutan pembatasan masih harus dipantau, tetapi beliau juga mengharapkan situasi yang terbaik.

Kembali ke permasalahan poundsterling, mata uang ini banyak bergantung pada angka 1.3805 karena kenaikan di atasnya akan menghasilkan lompatan menuju 1.3860 dan 1.3900. Namun bila harga turun di bawah level tersebut, maka GBP/USD akan turun ke angka 1.3770 dan 1.3740.