Dolar AS terjebak antara lonjakan inflasi dan pengetatan moneter

Dolar AS berada dalam baku tembak, terjebak antara rekor inflasi tinggi di AS dan semakin hawkish-nya The Fed yang bertujuan untuk menaikkan suku bunga. Namun, mata uang Amerika berhasil mendapatkan keuntungan dari situasi tersebut.

Melonjaknya inflasi di Amerika Serikat merupakan sinyal bagi Federal Reserve untuk memperketat kebijakannya. Regulator siap menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin untuk mengatasi masalah ini. Skenario tersebut akan menguntungkan bagi USD, ujar para analis.

Dolar AS tetap stabil terhadap euro pada Selasa malam pasca rilis data CPI AS. Inflasi meningkat menjadi 8,5% pada bulan Maret, mencapai level tertinggi sejak Desember 1981. Month-over-month, harga konsumen meningkat sebesar 1,2%. Namun, reaksi dolar AS terhadap data ekonomi makro secara mengejutkan tidak terdengar. Investor menunggu waktu mereka, dengan asumsi bahwa inflasi sedang turun.

USD tetap diredam lebih awal pada hari Rabu. Dolar AS sedikit mundur terhadap euro, tetapi bertahan terhadap EUR. Pelaku pasar sekarang bersiap atas reaksi Fed terhadap spiral inflasi, karena inflasi tetap pada level tertinggi dalam 40 tahun.

Dinamika harga konsumen saat ini memengaruhi strategi masa depan Fed. Dengan lonjakan harga 1,2% month-over-month, inflasi yang tinggi merupakan pemicu kenaikan dan pengetatan suku bunga Fed lebih lanjut. Langkah-langkah ini merupakan faktor bullish untuk USD.

Posisi euro jauh lebih genting. EUR turun ke level terendah 5 minggu pada hari Rabu, karena harapan penyelesaian damai dari konflik Rusia-Ukraina memudar. Geopolitik belakangan ini menjadi faktor penentu untuk EUR, bukan data ekonomi makro. Namun, inflasi yang tinggi dapat mempercepat pergeseran hawkish ECB, ujar para ekonom. Ini akan mengarah pada pengetatan kebijakan dan kenaikan suku bunga. Selain itu, banyak analis memperkirakan ECB akan menilai kembali prospek euro. Namun, keputusan drastis oleh regulator UE dapat mengakibatkan banyak bull EUR menutup posisi mereka, menenggelamkan EUR/USD.

Saat ini, EUR/USD relatif stabil dan bergerak dalam kisaran 1.0844-1.0845. Pasangan ini bisa turun ke area 1.0600-1.0700 dalam waktu dekat. Namun, EUR/USD juga bisa naik ke 1.0900-1.1000, jika situasi geopolitik stabil.

Pelaku pasar cukup yakin bahwa Fed akan bereaksi agresif terhadap inflasi yang berderap. Regulator menggunakan setiap alat yang tersedia untuk mengekang pertumbuhan harga, meskipun tidak semua langkah ini berhasil. Kuatnya permintaan konsumen berkontribusi terhadap tekanan inflasi. Permintaan ini tidak dapat dengan mudah dipenuhi karena kemampuan produksi yang terbatas dan penurunan di pasar tenaga kerja.

Meningkatnya harga konsumen dapat mendorong The Fed untuk menaikkan suku bunga, serta mendorong imbal hasil obligasi Treasury AS. Ini kemungkinan akan mendorong dolar AS, ujar para analis. USD bisa mendapatkan keuntungan dari kenaikan inflasi dan pengetatan moneter Fed.