Negara-negara berkembang minta negara-negara kaya ganti rugi atas perubahan iklim

Para pemimpin beberapa negara berkembang menuduh industri minyak dan negara kaya berkontribusi terhadap perubahan iklim dan menuntut mereka membayar ganti rugi atas kerusakan yang ditimbulkan.

"Industri minyak dan gas terus menghasilkan keuntungan hampir 3 miliar dolar AS per hari", ujar Perdana Menteri Antigua di COP27, seperti dikutip Reuters.

"Sudah waktunya untuk memaksa perusahaan-perusahaan ini membayar pajak karbon global atas keuntungan mereka sebagai sumber pembiayaan atas kerugian dan kerusakan", ujar Gaston Browne. "Sementara mereka menghasilkan uang, planet ini rusak."

Pemimpin negara kepulauan lainnya, Presiden Vanuatu, Nikenike Vurobaravu, meminta Mahkamah Internasional memastikan semua negara berkomitmen memerangi perubahan iklim untuk memastikan hak-hak generasi mendatang tidak akan dilanggar.

Sementara itu, Presiden Senegal meminta negara-negara kaya meningkatkan bantuan keuangan kepada negara-negara Afrika yang menderita akibat dampak perubahan iklim dan memperingatkan untuk meninggalkan bahan bakar fosil.

"Mari perjelas: kami mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca. Tapi kami, warga Afrika, tidak bisa menerima jika kepentingan vital kami diabaikan," ujar Macky Sall.

COP27 masih fokus pada kompensasi negara berkembang atas banjir dan kekeringan terkait perubahan iklim.

"Kami tidak akan menyerah... alternatifnya akan menyebabkan kami masuk dalam liang lahat yang kebanjiran," ujar Perdana Menteri Bahama, dikutip dari BBC.

Saya di sini bukan untuk meminta salah satu dari Anda mencintai penduduk di negara saya dengan hasrat yang sama seperti saya," ujar Philip Davis. "Saya bertanya berapa biayanya yang diakibatkan jutaan pengungsi iklim, menekan sistem politik dan ekonomi di seluruh dunia."