Sentimen bearish yang berkelanjutan pada pasar emas menunjukkan bahwa harga masih belum siap bergerak lebih tinggi; namun, beberapa analis melihat sektor sebagai perlawanan menarik bermain dengan potensi harga dekat dengan bagian bawah.
Survei emas mingguan menunjukkan bahwa analis Wall Street akan tetap bearish pada logam mulia minggu ini. Saat tidak ada mayoritas jelas diantara investor ritel, masih terdapat bearish bias pada pasar.
Survei menunjukkan bahwa investor ritel telah negatif mengenai emas sejak awal September. Dalam opini mereka, rata-rata harga minggu ini akan menjadi $1.811.
Dan juga menurut analis, inflasi tinggi terus-menerus meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melanjutkan kebijakan moneter agresif lebih lama dari perkiraan.
Perubahan terus-menerus dalam nilai dana federal mendorong imbal obligasi jangka pendek ke ketinggian beberapa tahun dan menciptakan momentum baru untuk dolar AS.
Minggu lalu, analis 20 Wall Street ambil bagian dalam Survei Emas. Diantara peserta, 13 analis, atau 65%, bearish dalam jangka pendek. Pada saat yang sama, dua analis, atau 10%, optimis, dan lima, atau 25%, percaya bahwa harga trading sideways.
Terdapat 596 voting yang diberikan dalam poling online. Diantaranya adalah, 230 responden, atau 39%, mengharapkan emas naik minggu ini. Yang lainnya 253 pemilih, atau 42%, mengatakan harga akan turun, sementara 113 pemilih, atau 19%, netral.
Adam Button, kepala strategi mata uang di Forexlive.com, mengatakan terdapat kemungkinan bertumbuh bahwa Federal Reserve akan meningkatkan suku bunga menjadi 6% tahun ini. Dan hal ini bisa menempatkan tekanan pada emas dalam jangka pendek, namun seiring investasi jangka panjang, logam mulia diperlukan untuk diversifikasi risiko.
Saat kekhawatiran resesi telah mereda untuk saat ini, kemungkinan ancaman itu hanya semakin mendorong turun kalender di awal 2024. Pada beberapa poin, suku bunga lebih tinggi akan menurunkan perekonomian.
Menurut Phillip Streible, strategi pasar di Blue Line Future, berbagai kenaikan lebih lanjut pada akhirnya mengakibatkan pemangkasan agresif. Dalam waktu dekat, logam mulia kekuarangan katalis jangka pendek untuk menciptakan momentum bullish.
Dan juga, menurut beberapa analis, harga emas akan turun dibawah $1.800 dan mencapai $1.785 per ons.Namun, juga terdapat analis optimis seperti Michele Schneider, direktur edukasi trading dan penelitian di MarketGauge. Ia positif, menjelaskan posisinya dengan mengatakan bahwa inflasi dan ketidakpastian geopolitik adalah faktor bullish.