Pada hari Senin, pasangan GBP/USD dengan meyakinkan bertahan di sekitar 1,3325, sedikit di bawah Simple Moving Average (SMA) 200 hari di 1,3329. Posisi ini terkait dengan ekspektasi para investor terhadap keputusan Federal Reserve setelah pertemuan dua hari mereka terkait suku bunga. Situasi ini memungkinkan dolar AS untuk mempertahankan stabilitas di pasar mata uang G10.
Pada saat ini, pasangan mata uang tersebut sedang menguji zona resistance penting, sementara para pelaku pasar menunggu keputusan bank sentral.
Pada hari Rabu, The Fed akan mengumumkan keputusan kebijakan moneter terakhirnya tahun ini. Para trader memperkirakan ada probabilitas sebesar 86% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin. Banyak analis menyatakan bahwa The Fed mungkin akan mengambil sikap hawkish terhadap penurunan suku bunga. Para anggota Federal Open Market Committee (FOMC) akan memperbarui prediksi ekonomi mereka untuk tahun mendatang, yang akan menjadi panduan penting untuk keputusan kebijakan moneter di masa depan.
Pada hari Jumat, Inggris diperkirakan merilis data PDB bulan Oktober. Para ekonom memprediksi peningkatan 1,4% year-on-year dan pertumbuhan 0,1% month-on-month dibandingkan dengan angka bulan September.
Meskipun data positif, tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja menyebabkan prediksi probabilitas 87% untuk penurunan suku bunga pada pertemuan Bank of England bulan Desember.
Dari perspektif teknikal, pasangan GBP/USD telah jatuh di bawah Simple Moving Average (SMA) 200 hari, menjadikan level ini sebagai titik resistance. Namun, momentum tetap bullish, seperti yang ditunjukkan oleh Relative Strength Index (RSI).
Jika harga berhasil menembus ke atas SMA 200 hari dan kemudian SMA 100 hari, kenaikan ke level 1,3400 untuk pasangan ini akan terjamin.
Sebaliknya, jika pasangan GBP/USD gagal mempertahankan level 1,3300, penurunan lebih lanjut dapat diantisipasi, dengan target mengarah ke Simple Moving Average (SMA) 50 hari di 1,3262 dan kemudian Simple Moving Average (SMA) 20 hari di dekat level bulat 1,3200.