Defisit perdagangan Turki meningkat menjadi USD 8 miliar pada November 2025, naik dari USD 7,5 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya, menurut perkiraan akhir. Ini menandai kesenjangan perdagangan terbesar sejak Juni. Impor meningkat sebesar 2,6% dari tahun ke tahun menjadi USD 30,5 miliar, sebagian besar disebabkan oleh kenaikan pembelian barang modal (13%) dan barang setengah jadi (1,3%). China tetap menjadi sumber impor utama, menyumbang USD 4,2 miliar, diikuti oleh Rusia sebesar USD 3,1 miliar, dan Jerman sebesar USD 2,5 miliar. Sebaliknya, ekspor tumbuh secara moderat sebesar 1,3% dari tahun ke tahun menjadi USD 22,5 miliar, terutama didorong oleh peningkatan penjualan di sektor manufaktur (0,8%), pertanian, kehutanan, dan perikanan (7,4%), serta pertambangan dan penggalian (18%). Jerman, Inggris, dan AS adalah tujuan ekspor utama, dengan nilai ekspor masing-masing sebesar USD 1,9 miliar, USD 1,4 miliar, dan USD 1,3 miliar. Dari Januari hingga November 2025, defisit perdagangan meningkat menjadi USD 82,7 miliar, naik dari USD 73,4 miliar selama periode yang sama tahun sebelumnya.