Berbagai cara hewan pengaruhi bisnis

Ketika membicarakan risiko bisnis, pikiran pertama biasanya tertuju pada geopolitik, logistik, atau gangguan teknologi. Namun pada kenyataannya, hewan sering kali menjadi peserta yang tidak terduga dalam aktivitas bisnis. Mereka yang beroperasi secara offline atau mengelola alat berat berada dalam posisi yang sangat rentan. Bacalah tujuh kasus menarik ketika hewan secara langsung ikut campur dalam perekonomian.

Monyet Lopburi memberikan “upeti” harian kepada pedagang kaki lima

Di Lopburi, Thailand, monyet telah lama menjadi bagian dari ekosistem perkotaan, tetapi mereka mendorong usaha kecil lokal ke dalam pengeluaran yang terus-menerus. Monyet-monyet ini benar-benar menguasai lingkungan sekitar. Mereka dengan berani masuk ke toko, mengambil makanan, merusak kemasan, dan menakuti pelanggan. Para pedagang terpaksa mengubah jam operasional, memasang jeruji besi, serta menaikkan premi asuransi properti mereka. Wisatawan yang datang demi “suasana” justru memperburuk keadaan dengan memberi makan hewan-hewan tersebut dan meningkatkan jumlahnya. Para pelaku usaha menghitung kerugian, sementara pihak berwenang berupaya mengendalikan populasi, tetapi solusi menyeluruh atas masalah ini belum juga tercapai.

Ingin tempat tidur hangat? Selamat datang di tambang kripto!

Di salah satu tambang kripto di Tiongkok, sekitar 200 kucing liar menjadikan area dengan kartu grafis sebagai rumah mereka. Ketika suhu luar menurun, tambang kripto yang hangat berubah menjadi “peternakan kucing”. Namun, kepadatan hewan di atas server mengganggu pembuangan panas dan operasional sistem. Kerusakan pada kabel tegangan rendah menimbulkan risiko korsleting. Para penambang menghadapi waktu henti paksa, hilangnya daya komputasi, dan biaya perbaikan yang mahal. Pemilik tambang membangun ruang terpisah untuk kucing-kucing tersebut dengan tempat tidur berpemanas, sekaligus meningkatkan isolasi area produksi utama.

Babi hutan menentukan harga pertanian di Eropa

Di Italia, Jerman, dan Polandia, asuransi serta pagar pelindung untuk tanaman telah menjadi pos wajib dalam anggaran. Babi hutan menimbulkan masalah serius bagi agribisnis. Hewan-hewan ini merobohkan pagar, merusak tanaman, memblokir jalan pedesaan, dan mengganggu jadwal distribusi. Para petani harus mengeluarkan biaya besar untuk memperkuat lahan mereka: memasang pagar listrik, meningkatkan pos penjagaan, dan memasang perangkap. Babi hutan dapat menghancurkan hasil kerja sebulan hanya dalam satu malam. Gangguan panen ini kemudian berdampak pada pengolah dan pengecer, sehingga mendorong kenaikan harga produk akhir.

Gajah India dapat menghancurkan bisnis dalam semalam

Wilayah pedesaan di India menghadapi tantangan serupa, di mana gajah sering mendekati permukiman manusia untuk mencari makanan dan air. Bagi para petani, hal ini merupakan ancaman serius—kawanan gajah dapat menghancurkan ladang padi atau tebu hanya dalam hitungan jam. Selain kerusakan tanaman secara langsung, infrastruktur juga terdampak—pagar dirusak, pipa air pecah, dan gudang rusak. Untuk mengurangi risiko, para petani menggunakan lampu sorot, alarm berbasis ketegangan, pengusir ultrasonik senyap, bahkan aplikasi di ponsel mereka untuk menghalau gajah yang mengamuk. Namun, mengubah jalur migrasi gajah sangatlah sulit. Karena itu, masalah ini bersifat kronis dengan kerugian finansial yang terjadi secara rutin.

Lebah kecil vs. usaha kecil – siapa yang paling menderita?

Kota-kota di seluruh dunia sesekali mengalami situasi ketika kawanan lebah menetap di fasad toko, atap mobil, atau tepat di pintu masuk gerai ritel. Bagi para pengecer, ini berarti penghentian operasional secara langsung, evakuasi karyawan, dan memanggil spesialis perlebahan. Kerugian tidak hanya berupa waktu henti, tetapi juga risiko reputasi, karena foto dan video kejadian semacam ini cepat menyebar di media sosial. Usaha kecil sangat rentan, karena penutupan satu hari saja dapat berujung pada hilangnya keuntungan selama satu minggu. Siklus alami penggerombolan lebah terjadi setiap tahun, sehingga langkah pencegahan dan keberadaan personel terlatih menjadi semakin penting.

Angsa menyelamatkan Roma. Mereka juga bisa menyelamatkan bisnis Anda

Angsa semakin sering digunakan di gudang, pertanian, dan basis logistik kecil sebagai elemen tambahan keamanan. Di Brasil, bahkan ada angsa “agen” yang berpatroli di perimeter penjara. Burung-burung ini merespons dengan suara klakson keras terhadap gerakan asing sekecil apa pun di wilayah “tugas” mereka. Di beberapa pertanian, angsa terbukti efektif dalam “memberi sinyal” adanya tamu tak diundang. Memelihara unggas air ini lebih murah dibandingkan anjing penjaga, dan reaksi mereka terkadang lebih cepat. Namun, pelaku usaha harus mempertimbangkan kekhususan mereka: angsa berisik, membutuhkan pemberian makan rutin, dan bisa menakuti karyawan. Meski demikian, manfaatnya sering kali lebih besar daripada biayanya.