logo

FX.co ★ Dolar memiliki potensi naik lebih besar daripada euro

Dolar memiliki potensi naik lebih besar daripada euro

Pada Rabu, dolar naik terhadap aset-aset berisiko, berkat laporan ekonomi AS yang kuat.

Dolar memiliki potensi naik lebih besar daripada euro

Alasan lainnya adalah pernyataan anggota dewan eksekutif ECB, Fabio Panetta, yang lebih dovish, yang mengisyaratkan bahwa bank sentral mungkin mempertahankan kebijakan moneter super lunak di masa mendatang. Panetta menekankan bahwa 80% dari inflasi utama saat ini mencerminkan guncangan dari luar karena zona euro merupakan pengimpor bersih sumber energi dan barang. Dirinya juga menyatakan bahwa risiko inflasi dibesar-besarkan karena wilayah ini tertinggal dalam hal pemulihan permintaan global.

Secara keseluruhan, Panetta tidak ragu untuk menggambarkan inflasi, dengan menyatakan bahwa situasi saat ini bisa jadi lebih buruk jika ekspektasi melonggar dan upah tidak stabil. Dan seperti para perwakilan bank sentral lainnya, dirinya menyoroti pasar tenaga kerja dan mengatakan periode harga inflasi yang tinggi akan mengurangi daya beli, yang akan memengaruhi pemulihan ekonomi. Hal ini juga mengarah pada kondisi di mana dibutuhkan lebih banyak pelonggaran moneter. Skenario idealnya adalah inflasi yang "bagus", yang ditandai dengan tingginya permintaan dan tingkat ketenagakerjaan, ujar Panetta.

Tidak mengherankan, banyak pakar juga mengutarakan kekhawatiran bahwa inflasi saat ini mungkin mendorong ekonomi semakin jauh dari pemanfaatan kapasitas. Jika ini terjadi, bank sentral akan sangat perlu mengurangi stimulus. Namun, Bank Sentral Eropa mengatakan tingkat inflasi saat ini tidka perlu dikhawatirkan bahkan jika menembus ke atas 4,0%.

Dolar memiliki potensi naik lebih besar daripada euro

Hal ini mengisyaratkan bahwa ECB tidak berniat memperketat kebijakan moneter lebih awal dari jadwal, meskipun inflasi melonjak. Mungkin, mereka khawatir jika hal itu dilakukan lebih awal, ekonomi zona euro akan hancur dan permintaan domestik akan terbatas.

Di Amerika Serikat, data revisi PDB Q3 lebih rendah daripada prakiraan, dirilis sebesar 2,1%, bukan 2,2% seperti prakiraan. Hal ini menunjukkan adanya perlambatan, terutama dibandingkan dengan kenaikan tajam sebesar 6,7% pada kuartal kedua.

Dolar memiliki potensi naik lebih besar daripada euro

Sisi positifnya, data belanja konsumen dan investasi direvisi ke atas, dan belanja negara dan pemerintah global ternyata lebih besar. Namun, semuanya diimbangi oleh revisi ekspor ke bawah, serta pemangkasan belanja pemerintah federal.

Klaim pengangguran AS jatuh ke level terendahnya dalam lebih dari 50 tahun, yang menjadi sinyal bagus bagi Federal Reserve. Angka klaim turun menjadi 199.000, dari 270.000 pada minggu sebelumnya. The Economists memperkirakan angkanya jatuh menjadi 260.000.

Dolar memiliki potensi naik lebih besar daripada euro

Belanja barang dan jasa bulan lalu juga meningkat, dengan kenaikan terbesar terlihat pada pesanan alat usaha. Namun, karena tingginya permintaan, tekanan tambahan diterima rantai pasokan, yang sudah tidak bisa berfungsi normal akibat gangguan. Hal ini menyebabkan lonjakan inflasi, yang berpengaruh negatif pada sentimen konsumen. Kenaikan infeksi COVID-19 saat ini juga bisa mengurangi aktivitas.

Untungnya, pendapatan pribadi naik 0,5% meksipun bantuan pemerintan dipotong. Tabungan pribadi juga jatuh menjadi 7,3%, yang mengisyaratkan bahwa belanja rumah tangga kemungkinan akan meningkat terutama selama periode liburan. Jika disesuaikan dengan inflasi, belanja barang bulan lalu naik 1%, sementara pengeluaran untuk jasa meningkat 0,5%.

Dolar memiliki potensi naik lebih besar daripada euro

Namun, meskipun dat bagus, sentimen konsumen bulan November turun ke titik terendah 10 tahun, terutama akibat kenaikan harga mengikisi daya beli. Indeks ini dilaporkan turun menjadi 67,4 poin, dari 71,7 poin pada Oktober.

Responden yang diwawancarai mengatakan mereka memperkirakan inflasi naik sebanyak 3% dalam 5-10 tahun ke depan, sedikit di atas angka awal. Demikian pula, mereka memperkirakan harga naik 4,9% pada tahun depan, tertinggi sejak 2008.

Pemulihan pasar tenaga kerja membantu meringankan penurunan indek, sehingga konsumen tidak terlalu khawatir. Banyak pakar juga mengatakan mereka memprediksi belanja pribadi akan naik dalam tiga bulan terakhir tahun ini.

Dolar memiliki potensi naik lebih besar daripada euro

Berbicara tentang EUR/USD, banyak hal akan bergantung pada level 1.1185 karena breakout mungkin menyebabkan penurunan lebih dalam ke dasar angka ke-11 dan ke level 1.1035. Sementara itu, pertumbuhan ke atas level tersebut mungkin memicu kenaikan ke level 1.1250, kemudian ke 1.1320 dan 1.1380.

Dalam GBP/USD, banyak hal bergantung pada level 1.3345 karena penurunan ke bawahnya akan menyebabkan penurunan lebih ilanjut ke dasar angka ke-33 dan ke level 1.3255. Sementara itu, kenaikan ke atas level 1.3385 akan membuka peluang untuk menyentuh level 1.3440 dan 1.3505.

*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel Buka artikel penulis ini Buka akun trading