logo

FX.co ★ GBP/USD bertahan dalam bayangan

GBP/USD bertahan dalam bayangan

 GBP/USD bertahan dalam bayangan

Minggu ini, Pound Sterling berada di bawah bayang-bayang Dolar AS dan Euro. Pergerakannya terkadang dipengaruhi oleh mata uang ini. Reaksi Pound Sterling terhadap berita geopolitik tampak biasa.

Para analis meyakini bahwa instrumen tidak dapat menegaskan kekuatan karena rally Greenback. Hal itu membuat pasangan GBP/USD berada dalam bayang-bayang. Pernyataan hawkish dari pembuat kebijakan Fed tentang kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 50 poin basis segera setelah bulan Mei memfasilitasi kenaikan lebih lanjut pada Dolar AS. Akibatnya, sikap agresif Fed membuat Pound Sterling tidak memiliki peluang untuk rebound.

Sementara itu, permintaan Pound Sterling sebagai aset safe-haven tetap tinggi di tengah konflik Rusia-Ukraina dan kekhawatiran tentang penurunan pertumbuhan ekonomi di zona Euro. Namun, bahkan faktor ini tidak membantu mata uang Inggris untuk melanjutkan pergerakan ke atas.

Para ekonom di UOB Group memperkirakan bahwa dalam waktu dekat, Pound Sterling dapat menurun lebih dalam dan mencoba untuk menguji lagi level 1,3000. Pada tanggal 7 April, harga naik tipis, mencapai 1,3086 dibandingkan dengan 1,3069 yang dicatat pada hari Rabu. Pada tanggal 8 April, pasangan GBP/USD diperdagangkan di 1,3063, mencoba untuk mendekati puncak baru.

 GBP/USD bertahan dalam bayangan

Selama lima hari terakhir, pasangan GBP/USD terus menurun. Bears menguat setelah pasangan gagal berkonsolidasi di atas level 1,3100. Oleh karena itu, pasangan ini kemungkinan akan diperdagangkan dengan bias bearish dalam jangka pendek. Sementara itu, terjadi penurunan pergerakan turun dan konsolidasi pasangan GBP/USD di kisaran 1,3050-1,3060. Para analis menganggap 1,3050 sebagai level support statis, sementara 1,3000 adalah level penting secara psikologis untuk pengembangan pergerakan naik.

Pasangan ini juga berjuang untuk menegaskan kekuatan karena pernyataan Bank of England. Pengawas tidak yakin apakah kebijakan agresif saat ini relevan. Awal pekan ini, Jon Cunliffe, Deputi Gubernur untuk Stabilitas Keuangan, mencatat bahwa konflik Rusia-Ukraina yang berkepanjangan memicu inflasi dan menurunkan pendapatan rumah tangga Inggris. Politisi itu berbicara mendukung pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut untuk mengekang inflasi.

Saat ini, pembuat kebijakan BoE meragukan apakah pelonggaran kuantitatif (QE) dan kenaikan suku bunga adalah alat terbaik untuk normalisasi ekonomi. Namun demikian, para analis menganggap bahwa Bank of England dan Fed lebih cepat dalam hal pengetatan kebijakan moneter. Sebelumnya, banyak anggota BoE menyatakan bahwa regulator akan mengambil tindakan drastis jika diperlukan.

Regulator juga yakin akan stabilitas dan ketahanan perekonomian nasional karena mampu bertahan dari dampak negatif pandemi COVID-19 dan Brexit. Saat ini, prospek ekonomi Inggris agak kabur. Para analis penasaran apakah akan tetap stabil dan terus berkembang karena gejolak geopolitik.

*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel Buka artikel penulis ini Buka akun trading