logo

FX.co ★ Dolar melonjak terhadap yen

Dolar melonjak terhadap yen

Dolar melonjak terhadap yen

USD/JPY bergerak dalam tren naik pada pagi hari di tengah kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah dan BoJ yang dovish.

Aktivitas bullish sebelumnya meningkat pada hari Selasa, dengan kenaikan dolar terhadap yen selama tiga sesi berturut-turut dan menembus level tertinggi 20 tahun dalam perjalanan naik.

Selama sesi Asia, dolar sempat naik di atas angka 132.75, titik tertinggi yang tak terlihat sejak April 2002.

Dolar melonjak terhadap yen

Lonjakan terjadi setelah kenaikan tajam imbal hasil obligasi 10-tahun yang mencapai level tertinggi 4-minggu di 3,05% pada pagi ini.

Dukungan tambahan datang dari kekhawatiran atas inflasi yang terus-menerus di AS.

CPI Mei dijadwalkan rilis hari Jumat. Jika angka tetap kuat atau menunjukkan pertumbuhan, itu akan memperkuat sikap agresif Federal Reserve. Tahun ini, The Fed menaikkan suku bunga sebanyak dua kali – sebesar 25 basis poin pada bulan April dan 50 basis poin pada bulan Mei. Regulator diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin lagi pada bulan Juni dan Juli.

Hasil pasar tenaga kerja AS yang lebih baik daripada prakiraan terbaru ini menanamkan optimisme terhadap kemungkinan kenaikan 50 basis poin pada bulan September.

Semakin agresif Fed, semakin dovish Bank of Japan.

Selain itu, kesenjangan yang melebar antara imbal hasil obligasi keduanya juga dilihat sebagai kekuatan pendorong untuk pasangan ini.

Untuk mendorong perekonomian yang terdampak pandemi virus corona, BoJ berupaya menjaga imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun di level 0%. Retorika regulator tampaknya tidak akan berubah dalam waktu dekat, seperti yang terlihat dari pernyataan Gubernur Haruhiko Kuroda kemarin.

Pada hari Senin, regulator mengkonfirmasi komitmennya yang teguh terhadap kebijakan kontrol kurva imbal hasil yang menjaga suku bunga jangka pendek di bawah nol dan membatasi imbal hasil utang pemerintah bertenor 10-tahun Jepang.

"Penting bagi Bank of Japan untuk melanjutkan pelonggaran moneter saat ini guna mendukung kegiatan ekonomi dengan kuat," ujarnya. "Kami bertujuan untuk siklus yang baik di mana harga naik secara moderat dan laba perusahaan, ketenagakerjaan, dan upah meningkat."

Setelah pidato Kuroda, USD/JPY meroket dan menuju ke target 133.00.

Ketika yen menembus 132.00 erhadap dolar pada pagi hari, Menteri Keuangan Jepang, Shunichi Suzuki, menyatakan: "Pemerintah akan memantau dengan cermat perkembangan di pasar valuta asing, termasuk depresiasi yen belakangan ini dengan kewaspadaan. suku bunga tetap stabil, dan mencerminkan fundamental ekonomi."

Pernyataannya segera memicu gelombang spekulasi lain tentang kemungkinan intervensi valuta asing oleh otoritas Jepang. Namun, setelah komentar Kuroda, spekulasi ini mereda.

"Selama pergerakannya tidak terlalu tajam, pelemahan yen bermanfaat bagi perekonomian Jepang," ujar gubernur tersebut.

Mengingat semua pernyataan terbaru perwakilan BoE, para analis memperkirakan USD/JPY akan menembus level penghalang 135.00. Meskipun greenback sekarang menikmati potensi pertumbuhan yang kuat, banyak hal akan bergantung pada hasil CPI.

Sementara itu, Goldman Sachs menyatakan potensi USD/JPY akan terbatas dalam jangka pendek karena tingginya kemungkinan intervensi valuta asing oleh pemerintah.

Pada saat yang sama, ada yang menyatakan USD/JPY akan bearish. "Kami menganggap JPY akan terus diuntungkan dari aliran safe-haven selama neraca berjalan Jepang tetap surplus," ujar ahli strategi CBA Carol Kong.

"Dengan demikian, kami tidak mengantisipasi pengulangan apresiasi USD/JPY yang cepat terlihat pada bulan Maret dan April," ujarnya. Sebaliknya, ahli strategi ini melihat dolar berkonsolidasi di dekat bagian atas kisaran 126-131.

*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel Buka artikel penulis ini Buka akun trading