logo

FX.co ★ EUR/USD: dol menjaga intriknya

EUR/USD: dol menjaga intriknya

EUR/USD: dol menjaga intriknya

Greenback kehilangan pijakan terhadap lawan-lawan utamanya pada hari Rabu setelah rentetan pertumbuhan selama lima sesi trading terakhir.

Investor mengambil profit dalam mengantisipasi keputusan Federal Reserve pada kebijakan moneter.

Kebanyakan analis Wall Street memprediksi bahwa bank sentral AS akan menaikkan bunga pinjaman sebesar 50 basis poin, ke 1,25%, pada rapat dua harinya, yang akan berakhir pada hari Rabu.

Pada waktu yang sama, sebagian analis cenderung berpendapat bahwa bank sentral AS dapat menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin sekaligus.

Pasar berjangka menunjukkan probabilitas 95% untuk kenaikan suku bunga federal sebesar 75 basis poin, dibandingkan dengan 3,9% sepekan lalu.

Ahli strategi di Barclays, Jefferies, Goldman Sachs dan JPMorgan Chase, secara khusus memperkirakan kenaikan 75bp pekan ini.

Terakhir kali FOMC menaikkan suku bunga dengan jumlah ini adalah pada 1994. Saat itu bank sentral berhasil melaksanakan apa yang disebut "soft landing".

Optimisme sekarang terinspirasi oleh fakta bahwa ekonomi, tampaknya, masih stabil, tapi masalah utamanya adalah kepercayaan jatuh pada basis ini, analis InvesTech Research mengatakan. Mereka menunjukkan beberapa sinyal yang mengkhawatirkan, termasuk penurunan dalam kepercayaan CEO-CEO perusahaan, memburuknya prospek untuk usaha kecil dan sentimen konsumen.

"Ada sedikit keraguan bahwa kita melangkah menuju "hard landing" dari ekonomi," pakar tersebut mengatakan.

"Perbedaan terbesar antara situasi saat ini dengan "soft landing" yang berhasil pada 1994-1995 adalah seberapa jauh Fed tertinggal di belakang jadwal. Bahkan, lonjakan harga konsumen membuat bank sentral terkejut. Fed rencananya akan mulai menaikkan suku bunga secara bertahap pada awal tahun lalu dengan kemunculan tanda-tanda inflasi. Sebaliknya, Fed justru terus merangsang ekonomi, baik dengan suku bunga mendekati nol dan melalui pembelian obligasi bulanan," mereka menambahkan.

EUR/USD: dol menjaga intriknya

Pada 1994, Fed menaikkan suku bunga ke level yang jauh lebih tinggi dari perubahan tahunan dalam harga konsumen, catat ahli strategi CFRA Research. "Kali ini, inflasi tumbuh jauh lebih cepat dari suku bunga. Jadi ini benar-benar situasi yang berbeda dan bank setral harus bertindak dengan jauh lebih agresif," mereka meyakini.

Pada bulan Mei, bank sentral AS menegaskan bahwa kenaikan suku bunga setengah poin sangat mungkin dilakukan pada dua rapat berikutnya. Pada waktu yang sama, Ketua Fed Jerome Powell menolak ide menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin dan sejumlah peserta dalam rapat FOMC bulan Mei mengisyaratkan bahwa penguatan tekanan pada harga dapat berhenti.

Namun, bulan lalu harga konsumen memperbarui level tertinggi 40 tahun lalu. Menurut indeks sentimen konsumen University of Michigan bulan Juni, ekspektasi inflasi jangka pendek dan panjang terus meningkat. Menurut Moody's Analytics, rumah tangga biasa Amerika menghabiskan sekitar $460 lebih banyak setiap bulannya pada sekeranjang barang dan jasa yang sama dibandingkan dengan tahun lalu. Karena harga minyak tela mencapai level tertinggi 3 bulan, tidak ada tanda tekanan harga mereda.

Semua ini menunjukkan bahwa Fed akan bertindak lebih agresif.

Risiko bahwa pengetatan kebijakan moneter yang agresif akan menyebabkan resesi di AS meningkat tajam, catat ahli strategi UBS.

70% analis yang disurvei pekan lalu oleh Financial Times memperkirakan ekonomi Amerika akan jatuh dalam resesi pada 2023. Mereka percaya bahwa kenaikan suku bunga yang pesat oleh Fed akan menyebabkan pemotongan pengeluaran yang lebih dalam dan pertumbuhan ekonomi.

Pada waktu yang sama 40% responden percaya bahwa menaikkan suku bunga ke 2,8% tahun ini (yang akan berarti kenaikan sebanyak 50 bps pada bulan Juni, Juli dan September) tidak akan cukup untuk menurunkan harga. Trader mendahului peristiwa-peristiwa, dengan menempatkan kenaikan bunga pinjaman di AS dalam kuotasi sebesar 4$ pada pertengahan tahun depan.

Grafik titik baru dari Fed akan menunjukkan seberapa benar ekspektasi-eksektasi ini, yang akan memberikan investor gagasan mengenai kebijakan bank sentral mendatang.

Sebagai tambahan, bank sentral akan menerbitkan perkiraan untuk pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Para analis mengharapkan kenaikan dalam estimasi untuk indeks harga konsumen bersama dengan penurunan dalam perkiraan PDB.

EUR/USD: dol menjaga intriknya

Bagaimana dolar akan bereaksi terhadap hasil rapat FOMC akan bergantung pada apakah bank sentral memilih untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 atau 75 bps.

Terdapat lima skenario:

1. Eksodus dovish

Skenario ini menyediakan kenaikan dalam suku bunga sebesar 50 bp, ke 1,25-1,50%, komitmen untuk menaikkan bunga pinjaman dengan jumlah yang sama pada bulan Juli dan tanpa langkah lanjutan. Ini akan mendorong bursa saham AS dan akan mengirimkan dolar turun.

Namun, skenario ini memiliki probabilitas yang rendah, kenaikan kenaikan terbaru dalam inflasi di AS akan mendorong Fed ke posisi yang lebih sulit dalam perjuangan melawan kenaikan harga.

2. Kenaikan gradual suku bunga

Dalam skenario ini, Fed akan menaikkan bunga pinjaman sebesar 50 bps dan juga melakukan ini pada Juli dan September. Ini akan sedikit memperkuat posisi hawkish bank sentral dan sedikit tertinggal dari kenyataan.

Hasil ini kemungkinan akan memicu penurunan greenback dan rally dalam saham sebelum sell-off obligasi mengembalikan USD pada jalur penguatan.

Skenario ini memiliki probabilitas setengah tinggi.

3. Membuka pintu

Selain menaikkan suku bunga sebesar 50 bps, bank sentral dapat mengatakan akan melakukan ini pada bulan Juli, September dan selama yang dibutuhkan.

Dalam kasus ini, saham akan jatuh karena meningkatnya ketidakpastian, dan ini akan menyebabkan kenaikan dalam dolar karena investor berbondong-bondong ke aset aman.

Skenario ini memiliki probabilitas tinggi, karena itu akan mensinyalkan tekad yang lebih besar dari Fed untuk melawan inflasi.

4. Menaikkan suku bunga sebesar 75 bps dengan bias dovish

Dalam kasus ini, Fed akan mengabaikan pengumuman awalnya untuk kenaikan suku bunga 50 bps dan menunjuk pada kedaruratan, dengan mengacu pada data inflasi saat ini.

Pada waktu yang sama, Powell akan menyatakan bahwa bank sentral memilih suku bunga yang lebih tinggi sekarang pada tingkat final yang lebih rendah.

Dalam kasus ini, lonjakan awal dalam mata uang AS akan diikuti oleh penurunan dan dorongan dalam bursa saham ketika mendengar pidato Powell.

Skenario ini memiliki probabilitas rata-rata karena itu akan menunjukkan bahwa Fed juga tengah mempertimbangkan tingkat pengangguran yang lebih tinggi yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga.

5. Menaikkan suku bunga sebesar 75 bps dengan janji untuk melakukan segalanya yang memungkinkan yang disebut "Volcker moment", dinamai seperti ketua bank sentral AS yang menjatuhkan ekonomi nasional pada 1980an ke harga yang lebih rendah, akan menghancurkan bursa saham AS dan mengirim dolar naik.

Ini adalah skenario ekstrim, dan probabilitas hasil seperti itu sangat rendah, karena itu akan berarti bahwa Fed benar-benar mengabaikan mandatnya dalam ketenagakerjaan dan berencana untuk bertindak lebih jauh daripada hanya mengurangi prioritasnya.

Setelah mencapai ke puncak selama dua dekade yang baru di sekitar 105,65, greenback menyaksikan aksi take profit pada hari Rabu di tengah penurunan dalam imbal hasil Treasury. Indeks USD saat ini diperdagangkan lebih dari 0,3% di bawah level tertingginya sejak akhir 2002.

Sell-off dalam pasar obligasi AS telah terhenti, dan indeks-indeks Wall Street kunci mencoba untuk melupakan kerugian mereka akhir-akhir ini, dengan menambah sekitar 1% pada rata-ratanya.

"Menginta mengenai market pricing yang agresif, ada risiko bahwa keputusan kebijakan moneter FOMC akan dianggap oleh investor sebagai hawkish tanggung, yang akan menurunkan suku bunga pasar di AS dan dolar setelah rapat FEd," ahli strategi CBA mengatakan.

Namun, pullback dolar kemungkinan akan berlangsung singkat, karena pemulihan dari pasar global tampak rentan, dan penjualan aset-aset berisiko dapat berlanjut kapan saja, serta pertumbuhan mata uang AS yang protektif.

Menunggu keputusan Fed ternyata tidak begitu membosankan untuk pasangan EUR/USD.

EUR/USD: dol menjaga intriknya

Mata uang tersebut naik ke level 1,0500 pada awal sesi Eropa karena laporan bahwa ECB akan mengadakan rapat darurat pada hari Rabu.

Bank sentral setelahnya mengumumkan bahwa karena kerentanan berlanjut yang disebabkan oleh pandemi, Dewan Gubernur memutuskan bahwa akan fleksibel untuk me-reinvestasi obligasi yang dapat ditebus dalam portofolio Emergency Purchase Program (PEPP).

Membaiknya sentimen pasar meneggerogoti permintaan untuk dolar yang aman, tapi ini tidak menjadi hal positif bagi mata uang tunggal itu.

Euro menerima pukulan dari perwakilan ECB, yang mensinyalkan kekhawatiran mengenai normalisasi pesat kebijakan moneter.

Ini mengingatkan para investor mengenai tumbuhnya perbedaan dalam suku bunga bank sentral Amerika dan Eropa.

Sebagai tambahan, data statistik yang diterima dari zona euro ternyata mengecewakan. Dengan demikian, produksi industri di zona euro turun 2% pada bulan April dari penurunan yang diproyeksi sebesar 1,1%. Pada waktu yang sama, neraca perdagangan negatif blok mata uang itu mencapai €32,4 miliar dibandingkan dengan defisit €16,4 miliar pada bulan Maret.

Hasilnya, pasangan EUR/USD kehilangan poin-poin yang diperoleh dengan cukup cepat dan mundur ke belakang.

Support terdekat terletak di 1,0410, dan selanjutnya di 1,0380 dan 1,0340.

Di sisi lain, resistance awal berada di 1,0490, diikuti oleh 1,0530 dan 1,0570.

*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel Buka artikel penulis ini Buka akun trading