logo

FX.co ★ Apakah The Fed adalah "kaki tangan" dolar dan "duri" bagi euro?

Apakah The Fed adalah "kaki tangan" dolar dan "duri" bagi euro?

Apakah The Fed adalah "kaki tangan" dolar dan "duri" bagi euro?

Tindakan Federal Reserve terkait kenaikan suku bunga sebesar 75 bps, seperti yang diperkirakan, membantu mata uang AS. Namun, pesaing Eropa untuk pasangan EUR/USD kembali tidak bergerak mulus dan menunjukkan penurunan.

Keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 bps, menjadi 3-3,25% per tahun, memicu gelombang revisi ekspektasi pasar. Pada saat yang sama, prakiraan ekonomi untuk tahun mendatang sangat memburuk. Menurut para analis, faktor-faktor ini berkontribusi pada pertumbuhan dolar, memicu rally panjang. Pada Jumat pagi, 23 September, mata uang AS dan Eropa kembali berjuang untuk memimpin pasangan ini. Pada saat yang sama, pasangan EUR/USD berada di dekat angka 0.9813, mencoba mengatasi daya tarik spiral menurun.

Apakah The Fed adalah "kaki tangan" dolar dan "duri" bagi euro?

Menurut perwakilan Fed, mahalnya USD dan mendinginnya pasar kredit di tengah suku bunga yang tinggi berkontribusi menahan inflasi dan kembali ke target 2%. Pertemuan kemarin menunjukkan bahwa bank sentral belum siap menghentikan jalur yang dipilih dan akan melanjutkan pengetatan kebijakan moneter.

Selain menaikkan suku bunga acuan, The Fed menurunkan prakiraan PDB AS dan menaikkan estimasi inflasi dan pengangguran untuk 2022-2023 (masing-masingmenjadi 3,8% dari sebelumnya 3,7% dan 4,4% dari 3,9%). Pada konferensi pers setelah pertemuan tersebut, Ketua Fed, Jerome Powell, menekankan bahwa kemenangan atas inflasi "tidak akan menyakitkan." Menurut para ekonom, pernyataan Powell menjadi bukti yang tidak jelas atas kemungkinan besar terjadinya resesi. Para pakar memberikan perhatian khusus pada prakiraan tingkat pengangguran: ingat, dengan kenaikan suku bunga sebesar 0,50 poin persentase selama beberapa bulan, risiko resesi meningkat.

Sebelumnya, Powell menyatakan bank sentral memungkinkan berlanjutnya kenaikandiscount rate sebesar 125 bps hingga akhir 2022. Perlu diingat bahwa Fed menaikkan suku bunga sebagai tanggapan terhadap rekor inflasi, yang mencapai level tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Saat ini, prakiraan suku bunga acuan untuk akhir tahun 2022 telah dinaikkan menjadi 4,4%, jauh lebih tinggi dari angka Juni sebesar 3,4%. Bank sentral AS memperkirakan akan menaikkan suku bunga menjadi 4,6% pada akhir 2023, sebelum mengumumkan penurunannya pada 2024-2025.

Kondisi euro saat ini sangat tertekan. Akibatnya, euro merosot tanpa henti, naik sesaat dan kembali menunjukkan penurunan. Data awal kegiatan usaha di zona euro akan dipublikasikan pada Jumat, 23 September. Menurut para analis, indeks kegiatan usaha PMI gabungan di sektor industri dan jasa UE turun menjadi 48,2 poin pada September dari sebelumnya 48,9 poin.

Dalam situasi saat ini, dolar menjadi pemenangnya, setelah menerima dukungan kuat dari The Fed. Menurut para pakar, USD akan terus menguat dalam waktu dekat. Pada saat yang sama, di tengah pertumbuhan jangka panjang dolar, pasar valuta asing menemukan dirinya dalam zona kenaikan volatilitas. Menurut analis di bank HSBC, keputusan FOMC September memperkuat posisi bullish pada USD.

Dengan latar belakang ini, para pakar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 bps pada bulan November, sebesar 50 bps pada bulan Desember dan kenaikan selanjutnya sebesar 25 bps pada bulan Februari 2023. Sebagai hasil dari langkah-langkah ini, kisaran target suku bunga akan meningkat menjadi 4,50 - 4.75%. Risiko suku bunga di tengah inflasi yang tinggi masih bergeser ke atas. Menurut para pakar, level puncak yang tinggi berdampak positif pada dinamika dolar. Dalam situasi saat ini, selera risiko di pasar menurun, sementara permintaan greenback sebagai aset yang aman meningkat.

*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel Buka artikel penulis ini Buka akun trading