logo

FX.co ★ Penjualan Ritel Inggri Naik Secara Tak Terduga Meskipun Biaya Hidup Yang Tinggi

Penjualan Ritel Inggri Naik Secara Tak Terduga Meskipun Biaya Hidup Yang Tinggi

Penjualan ritel Inggris tumbuh tak terduga pada bulan April meskipun kepercayaan konsumen meluncur ke rekor terendah karena melonjaknya inflasi mendorong biaya hidup lebih lanjut. Data yang diterbitkan oleh Kantor Statistik Nasional pada hari Jumat menunjukkan bahwa angka penjualan ritel meningkat 1.4 persen bulanan, membalikkan penurunan sebelumnya sebesar 1.2 persen yang direvisi pada bulan Maret. Penjualan diperkirakan turun 0.2 persen di bulan April. Volume penjualan toko makanan naik 2.8 persen di bulan April, sebagian besar karena pengeluaran yang lebih tinggi untuk alkohol dan tembakau di supermarket. Sementara volume penjualan toko non makanan turun 0.6 persen karena penurunan di toko non makanan lainnya. Volume penjualan bahan bakar otomotif meningkat sebesar 1.4 persen pada April, menyusul penurunan 4.2 persen yang telah terjadi pada Maret ketika rekor kenaikan harga bensin berdampak pada penjualan. Penjualan ritel, tidak termasuk bahan bakar mobil, juga mencatat pertumbuhan bulanan tak terduga sebesar 1.4 persen, berbeda dengan penurunan 0.9 persen di bulan Maret dan perkiraan ekonom sebelumnya adalah penurunan sebesar 0.2 persen. Dalam skala tahunan, volume penjualan ritel turun 4.9 persen setelah kenaikan 1.3 persen yang tercatat di bulan Maret. Meskipun demikian, laju penurunan lebih lambat dari perkiraan ekonom adalah sebesar -7.2 persen. Pada saat yang sama, penjualan tidak termasuk bahan bakar mobil, turun 6.1 persen, menyusul penurunan 0.2 persen di bulan Maret. Para ekonom telah memperkirakan penurunan 8.4 persen. Sementara itu, hasil survei dari kelompok riset pasar Gfk menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen Inggris jatuh ke rekor terendah pada Mei karena krisis biaya hidup meningkat di tengah melonjaknya inflasi dan kenaikan suku bunga. Indeks sentimen turun dua poin ke -40 di bulan Mei. Sementara hal-hal cenderung menjadi lebih sulit bagi para konsumen karena tekanan pada pendapatan riil rumah tangga dari inflasi yang lebih tinggi meningkat, namun tanda-tanda ketahanan dalam kegiatan ekonomi dalam data penjualan ritel nyatanya cukup menggembirakan, ungkap Nicholas Farr, seorang ekonom di Capital Economics. Namun, penurunan kepercayaan konsumen tidak menyebabkan belanja konsumen runtuh dan hal ini menambah bobot pandangan bahwa Bank of England harus menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk membawa inflasi kembali ke target 2.0 persen, Farr menambahkan.

*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel Buka akun trading