logo

FX.co ★ 6 Ilmuwan wanita yang tidak pernah menerima pengakuan yang pantas mereka terima

6 Ilmuwan wanita yang tidak pernah menerima pengakuan yang pantas mereka terima

Wanita memainkan peran penting dalam perkembangan sains. Namun, penghargaan dari berbagai ilmuwan wanita tidak pernah diakui atau tidak pantas dilupakan. Mari kita lihat daftar wanita yang kontribusinya terhadap sains sulit untuk di kalahkan

6 Ilmuwan wanita yang tidak pernah menerima pengakuan yang pantas mereka terima

Nettie Maria Stevens (penemu kromosom X- dan Y-)

Nettie Maria Stevens (1861–1912) Adalah seorang ilmuwan Amerika di akhir abad 19 dan awal 20. Pada masa itu, wanita memiliki kesempatan karir yang terbatas. Namun, Slevens membuat banyak upaya untuk menjadi seorang ilmuwan. Ia lulus dari universitas di usia 19 dan menjadi siswa di Universitas Stanford saat berusia 35 tahun. Empat tahun kemudian, Stevens mendaftar di Bryn Mawr College untuk mengejar gelar Ph.D. Ketika ia berusia 38, karir ilmuwannya berada di puncaknya. Saat mempelejari mengenai embriogenesis serangga, sang ilmuwan menemukan bahwa sel sperma berisi kromosom X dan Y, sementara itu sel telur hanya memiliki kromosom X. Dengan demikian, Stevens menemukan bahwa jenis kelami dari sebuah organisme ditentukan oleh kromosom jenis kelamin. Ia menulis hal ini dan hasil kerjanya diterbitkan pada 1905. Ahli genetika lain, Edmun Beecher Wilson, bekerja pada proyek serupa terus-menerus bersama Stevens. Ia membaca mengenai penemuanya dan menerbitkan kembali karya orisinilnya. Meskipun Wilson dan Stevens melakukan studi yang sama, hanya Wilson yang mendapat kredit atas penemuannya.

6 Ilmuwan wanita yang tidak pernah menerima pengakuan yang pantas mereka terima

Lise Meitner (Penemu fisi nuklir)

Lise Meitner, seorang fisikawan dan ahli radiokimia masa depan, lahir di Wina pada tahun 1878. Ia menerima gelar Ph.D.-nya di tahun 1907. Bersama dengan ahli kimia Otto Hahn mereka mempelajari sifat radioaktivitas di Kaiser Wilhelm Institute of Chemistry. Pada 1920s, Meitner mengembangkan teori konstitusi batin dari nuklir dan menemukan efek Auger, transisi dari elektron dalam sebuah atom. Teori ini dinamai dari ilmuwan Perancis Pierre Auger. pada tahun 1939, Otto Hahn merilis hasil penelitian kolaboratif, menjelaskan fisi nuklir dari uranium. Meitner mengusulkan basis teoritis untuk proses ini. Ia menyarankan bahwa fisi nuklir dapat memprovokasi reaksi berantai yang mengakibatkan emisi energi besar. Di tahun 1045, Otto Hahn diberikan penghargaan Nobel Prize atas penemuan fisi nuklirnya, sementara itu kontribusi Ilmuwan Meitner diakui hanya pada tahun 1949, saat menerima Medali Max Planck.

6 Ilmuwan wanita yang tidak pernah menerima pengakuan yang pantas mereka terima

Rosalind Franklin (penemu dari struktur DNA double helix)

Rosalind Elsie Franklin (1920–1958) adalah seorang ahli genetika asal Inggris. Ia mempelajari fisika kimia Newnham College, Cambridge University. Ia bekerja dalam analisis struktur dari sinar-X. Franklin mempelajari jalur radiasi sinar-X saat keluar melalui kisi kristal. Pada 1951, ia bekerja di laboratorium John Randall, dimana metode ini digunakan untuk menentukan struktur DNA. Di tahun-tahun berikutnya, Franklin mengambil gambar dengan menunjukkan struktur spiral dari DNA. Kemudian, koleganya, ahli biologi, James Watson, Francis Crick, dan Maurice Wilkins, menggunakan fotografi ini dan data penelitiannya untuk menciptakan model DNA yang terkenal di dunia. Ilmuwan wanita ini bekerja dalam struktur molekular dan virus selama berabad-abad. Di tahun 1961, Wilkins, Watson, dan Crick menerima Nobel Prize dalam fisiologi dan obat-obatan atas penemuan struktur DNA. Rosalind Franklin tidak memiliki kesempatan untuk memenangkan penghargaan karena kematian mendadak akibat kanker di tahun 1958.

6 Ilmuwan wanita yang tidak pernah menerima pengakuan yang pantas mereka terima

Cecilia Helena Payne (komposisi kimia dari sebuah bintang)

Cecilia Helena Payne adalah seorang ilmuwan asal Inggris lainnya yang kontribusi terhadap sains sulit untuk diangkat. Ia lahir di Wendover, Inggris, di tahun 1900. Ia masuk Newnham College, University of Cambridge, di tahun 1919. Payne mempelajari botani, fisika, kimia, dan astronomi disana. Pada 1923, ia diterima di Harvard College Observatory, Amerika Serikat. Di usia 25, Payne menulis disertasi doktor, mengklaim bahwa bintang berisi helium dan hidrogen. Namun, para ilmuwan yang berwibawa mendesaknya untuk tidak terburu-buru mengambil kesimpulan, karena mereka berasumsi bahwa komposisi unsur Matahari dan Bumi hampir serupa. Karena itu, Payne harus mengabaikan saran sebelumnya. Tapi empat tahun kemudian, astronom Henry Norris Russell mendapatkan hasil serupa, yang membenarkan teori Payne. Dalam makalahnya, Russell mengakui pekerjaan dan prestasi koleganya. Namun demikian, dia sendiri biasanya dikreditkan untuk penemuan itu. Pada tahun 1956, Cecilia Payne menjadi wanita pertama yang menjadi profesor tetap di Fakultas Seni dan Sains Harvard dan wanita pertama yang mengepalai departemen di universitas bergengsi itu.

6 Ilmuwan wanita yang tidak pernah menerima pengakuan yang pantas mereka terima

Mary Anning (penemuan dalam paleontologi)

Mary Anning, lahir di Lyme Regis, Inggris, pada 1799, menghasilkan kontribusi besar pada perkembangan paleontologi. Anning sebagian besar menjadi tertarik dengan fosil berkat ayahnya yang meneliti dan menjualnya. Penemuan penting pertamanya adalah pengungkapan sebuah kerangka Ichthyosaurus. Ia menjualnya ke Everard Home yang menulis penelitian mengenai fosil. Lima tahun kemudian, kerangka tersebut dipamerkan di British Museum di London. Antara 1815 dan 1819, Anning menemukan beberapa kerangka ichthyosaur skeletons lainnya. Beberapa diantaranya berakhir di museum setempat. Di usia 24, ia menemukan kerangka komplit plesiosaur pertamanya. Dengan demikian, Mary Anning dikenal dalam siklus paleontologi di Eropa. Pada 2010, Royal Society mengakui Marry Anning sebagai salah satu dari sepuluh wanita paling berpengaruh di Inggris dalam sejarah sains.

6 Ilmuwan wanita yang tidak pernah menerima pengakuan yang pantas mereka terima

Alice Ball (pengembangan pengobatan yang efektif untuk kusta)

Alice Augusta Ball dikenal sebagai pionir dalam obat-obatan. Ia lahir di Seattle, Washington, pada 1892. Ball mempelajari kimia di University of Washington, memperoleh gelar sarjana dalam farmasi dan kimia farmasi. Ia juga mempelajari minyak chaulmoogra di University of Hawaii. sebelumnya, minyak chaulmoogra adalah pengobatan terbaik untuk kusta. Karena rasanya yang pahit, sulit untuk diambil, dan viskositas yang tinggi membuatnya sulit untuk disuntikkan. Selama penelitiannya, Ball jatuh sakit dan meninggal sebelum dia bisa mencetak hasilnya. Ahli kimia Arthur Dean menerbitkan makalah tersebut. Proses pembuatan ekstrak tersebut dikenal sebagai "Dean's Method". Faktanya, Universitas Hawaii tidak mengakui karya Alice Ball selama 90 tahun. Baru pada tahun 2000, universitas memberikan penghargaan kepada Ball dengan mendedikasikan sebuah plakat untuknya. Pada Maret 2016, Majalah Hawai'i menambahkan Ball ke dalam daftar wanita paling berpengaruh dalam sejarah Kepulauan Hawaii.

Buka daftar artikel Buka akun trading