logo

FX.co ★ Tiga skenario untuk emas pada 2022

Tiga skenario untuk emas pada 2022

Semakin dekat tahun baru, semakin sering investor memikirkan mengenai pergerakan emas di masa mendatang. Pelaku pasar khawatir akan volatilitas harga emas yang sangat tinggi. Faktanya, kekhawatiran tersebut cukup dapat dimengerti ditengah situasi epidemiologis dan kenaikan inflasi yang belum pernah terlihat sebelumnya di banyak negara. Para pakar di Société Générale menawarkan tiga skenario potensial untuk dinamika harga emas di masa mendatang.

Tiga skenario untuk emas pada 2022

Skenario dasar ($1.900 per troy ounce)

Berdasarkan skenario dasar dari Société Générale, yang mencakup paruh pertama tahun 2022, harga emas akan tetap di dekat $1.900 per troy ounce. Tahun ini, emas gagal menunjukkan performa bagus bahkan di tengah suku bunga yang rendah dan inflasi yang tinggi. Itulah mengapa sebagian besar analis tidak melihat adanya pertumbuhan dalam harga logam mulia. Para ekonom menduga kenaikan suku bunga acuan oleh the Fed dan inflasi yang sangat tinggi dapat mendukung harga emas. Kemungkinan terjadinya skenario ini mencapai 50%.

Tiga skenario untuk emas pada 2022

Harga emas akan menopang ekonomi global ($1.700 per troy ounce)

Menurut skenario kedua, emas kemungkinan akan diperdagangkan di $1.700 per troy ounce, dan dengan itu mendorong ekonomi global. Harga emas diharapkan akan menunjukkan tren bearish. Probabilitas prediksi ini adalah 25%. Prediksi tersebut menduga terjadinya kenaikan pesat dalam ekonomi global dan keberhasilan dalam melawan Covid-19 dan varian-varian barunya. Jika prediksi ini terwujud, investor mungkin beralih ke aset-aset safe-haven, termasuk emas. Hasilnya, harga emas mungkin turun.

Tiga skenario untuk emas pada 2022

Skenario yang tidak menguntungkan untuk ekonomi global

Skenario ketiga adalah yang paling tidak menguntungkan untuk ekonomi global. Namun, benar-benar positif untuk emas karena harganya dapat melonjak ke $2.100 per troy ounce. Kemungkinan terjadi skenario ini juga mencapai 25%. Dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi yang negatif seperti itu, bank-bank sentral akan setia pada kebijakan moneter ultra longgar. Dengan demikian, permintaan untuk logam mulia dapat melonjak.

Buka daftar artikel Buka akun trading